Forgotten Reminder.
This letter is precious
reminder, so i decided to share it here.
Al-Hasan al-Bashri menulis
surat kepada Umar bin Abdul Aziz, surat tersebut adalah sebagai berikut:
Amma ba’du.. Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dunia adalah rumah
persinggahan dan perpindahan bukan rumah tinggal selamanya.
Adam diturunkan ke dunia
dari surga sebagai hukuman atasnya, maka berhati-hatilah. Sesungguhnya orang
yang berhasrat kepada dunia akan meninggalkannya, orang yang kaya di dunia
adalah orang yang miskin (dibanding akhirat), penduduk dunia yang berbahagia
adalah orang yang tidak berlebih-lebihan di dalamnya. Jika orang yang berakal
lagi cerdik mencermatinya, maka dia melihatnya menghinakan orang yang
memuliakannya, mencerai-beraikan orang yang mengumpulkannya. Dunia layaknya
racun, siapa yang tidak mengetahuinya akan memakannya, siapa yang tidak
mengetahuinya akan berambisi kepadanya, padahal, demi Allah itulah letak
kebinasaannya.
Wahai Amirul Mukminin,
jadilah seperti orang yang tengah mengobati lukanya, dia menahan pedih sesaat
karena dia tidak ingin memikul penderitaan panjang. Bersabar di atas
penderitaan dunia lebih ringan daripada memikul ujiannya. Orang yang cerdas
adalah orang yang berhati-hati terhadap godaan dunia. Dunia seperti pengantin,
mata-mata melihat kepadanya, hati terjerat dengannya, pada dia, demi Dzat yang
mengutus Muhammad dengan kebenaran, adalah pembunuh bagi siapa yang
menikahinya.
Wahai Amirul Mukminin,
berhati-hatilah terhadap perangkap kebinasaannya, waspadailah keburukannya.
Kemakmurannya bersambung dengan kesengsaraan dan penderitaan, kelanggengan
membawa kepada kebinasaan dan kefanaan. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, bahwa
angan-angannya palsu, harapannya batil, kejernihannya keruh, kehidupannya
penderitaan, orang yang meninggalkannya adalah orang yang dibimbing taufik, dan
orang yang berpegang padanya adalaah celaka lago tenggelam. Orang yang cerdik
lagi pandai adalah orang yang takut kepada apa yang dijadikan Allah Subhanahu
wa Ta’ala untuk menimbulkan rasa takut, mewaspadai apa yang Allah telah
peringatkan, berlari meninggalkan rumah fana kepada rumah yang abadi, keyakinan
ini akan sangat terasa ketika kematian menjelang.
Dunia wahai Amirul
Mukminin, adalah rumah hukuman, siapa yag tidak berakal mengumpulkan untuknya,
siapa yang tidak berilmu tentangnya akan terkecoh, sementara orang yang tegas
lagi berakal adalah orang yang hidup di dunia seperti orang yang mengobati
sakitnya, dia menahan diri dari pahitnya obat karena dia berharap kesembuhan,
dia takut kepada buruknya akibat di akhirat.
Dunia wahai Amirul
Mukminin, demi Allah hanya mimpi, sedangkan akhirat adalah nyata, di antara
keduanya adalah kematian. Para hamba berada dalam mimpi yang melenakan, sesungguhnya
aku berkata kepadamu wahai Amirul Mukminin apa yang dikatakan oleh seorang
laki-laki bijak,
‘Jika kamu selamat, maka
kamu selamat dari huru-hara besar itu. Jika tidak, maka aku tidak mengira
dirimu akan selamat’.
Ketika surat al-Hasan
al-Bashri ini sampai ke tangan Umar bin Abdul Aziz, beliau menangis sesenggukan
sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya merasa kasihan kepadanya. Umar
mengatakan, “Semoga Allah merahmati al-Hasan al-Bashri, beliau terus
membangunkan kami dari tidur dan mengingatkan kami dari kelalaian. Sungguh
sangat mengagumkan, beliau adalah laki-laki yang penuh kasih terhadap kami
(pemimpin), beliau begitu tulus kepada kami. Beliau adalah seorang pemberi
nasihat yang sangat jujur dan sangat fasih bahasanya.”
Umar bin Abdul Aziz
membalas surat al-Hasan dengan mengatakan:
“Nasihat-nasihat Anda yang
berharga telah sampai kepadaku, aku pun mengobati diriku dengan nasihat
tersebut. Anda menjelaskan dunia dengan sifat-sifatnya yang hakiki, orang yang
pintar adalah orang yang selalu berhati-hati terhadap dunia, seolah-olah
penduduknya yang telah ditetapkan kematian sudah mati. Wassalamu’alaikum
warahmatullah wabarakatuh.”
Ketika balasan Umar sampai
di tangan al-Hasan, beliau berkata, “Amirul Mukminin benar-benar mengagumkan,
seorang laki-laki yang berkata benar dan menerima nasihat. Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mengagungkan nikmat dengan kepemimpinannya, merahmati umat dengan
kekuasaannya, menjadikannya rahmat dan berkah.”
Al-Hasan al-Bashri menulis
sedikit lagi pesan kepada Umar bin Abdul Aziz dengan mengatakan:
“Amma ba’du, sesungguhnya
ketakutan besar dan perkara yang dicari ada di depanmu, dan engkau pasti akan
menyaksikannya, selamat atau celak.” (Az-Zuhd, al-Hasan al-Bashri, Hal.169).
(Nasihat
al-Hasan al-Bashri kepada Umar bin Abdul Aziz, salah seorang khalifah yang
shaleh dari Bani Umayyah. Al-Hasan menasihati beliau tentang hakikat dunia,
karena bisa jadi seseorang yang shaleh pun tergelicir ketika memegang kekuasaan
tertinggi dan dia membutuhkan nasihat yang mengingatkannya. Apalagi jabatan
yang dipegang oleh Umar adalah jabatan yang sangat besar, karena ia adalah
salah satu raja yang memegang wilayah terbesar di dunia. Godaan, ambisi, fitnah
dunia, dan keinginan untuk menikmatinya bisa saja muncul kala itu.)
Comments
Post a Comment