Sikap guruku


Tulisan ini saya dedikasikan kepada guru semasa sekolah saya yang telah mengajarkan kami dengan tulus.

Guru adalah suri tauladan bagi setiap murid yang di ajarnya, baik atau buruknya kualitas murid yang di hasilkan tergantung pada kualitas guru yang mengajar. Majunya negara tergantung dari generasi-generasi muda yang dihasilkan. Untuk menghasilkan generasi muda yang kompeten di butuhkan guru yang kompeten pula. Sejak dulu saya ingin sekali berkata "tolong pilihlah guru yang benar-benar berniat sebagai pendidik yang baik bagi muridnya, yang benar-benar memiliki kualitas terbaik untuk mengajari generasi muda, yang benar-benar dapat menanamkan nilai kehidupan dan arti ilmu yang mereka ajarkan dengan sedalam-dalamnya. Karena berdasarkan pengalaman saya mengenyam pendidikan, nyatanya masih ada pengajar yang saya nilai kurang memahami bidang yang ia ajarkan sendiri, sehingga kami tidak mengerti apa yang ia ajarkan, dan ujungnya murid-murid malas belajar karena tidak paham. Masih ada guru yang kurang disiplin dalam mengajar, seperti sering terlambat masuk kelas, atau hanya sekedar masuk dan memberi tugas lalu pergi entah kemana, tidak membuat siswanya nyaman belajar karena cara mengajarnya terlalu kaku, dan sebagainya. Bahkan ada juga guru yang saat mengajar selalu memaksakan kehendaknya dalam menjawab persoalan, padahal ada banyak cara untuk mencapai jawaban yang sama tapi ia akan sangat marah bila pendapatnya ditentang, ini membuat kami semua sebagai murid menjadi takut dan tidak enjoy dalam mencerna pelajaran.


Saya sungguh terharu ketika membaca sebuah kisah tentang guru yang rela menempuh perjalanan jauh hanya dengan menaiki sepeda reyot dan bayaran yang sangat sedikit tapi mengajar dengan sepenuh hati dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa. Tanpa ia menceritakan keluh kesahnya pun saya yakin murid-muridnya sudah belajar mengenai arti kehidupan yaitu ketulusan. Karena pendidikan bukan hanya pelajaran matematika, bahasa inggris, kimia, dan lainnya, tapi juga ilmu tentang ketulusan, semangat, perjuangan, dan bermasyarakat. Sebaik-baiknya guru dalam mengajarkan hal itu adalah dengan mental dan perilaku sehari-hari yang selalu murid-muridnya lihat.

Saya sadar setiap manusia terlahir dengan perbedaan dan karakter masing-masing, akan tetapi menurut saya yang pernah merasakan sebagai murid yang diajar, disiplin, sabar, dan kompeten adalah konsekuensi yang harus dimiliki oleh setiap pengajar karena ia akan menjadi contoh bagi murid-muridnya kelak. Jika tidak ada sikap seperti itu wajar saja jika saat ini kebanyakan orang Indonesia kurang disiplin dalam menaati peraturan, karena dahulu ketika sekolah mungkin seperti itulah yang mereka lihat. Bapak presiden, apakah perlu diadakan pelajaran motivasi untuk menyulut semangat para siswa dalam belajar? Cukup tayangkan video seperti cerita sulitnya anak-anak desa yang berjuang untuk sekolah, orang-orang sukses di Indonesia, guru-guru yang mengajar tanpa pamrih dengan bayaran kecil, anak jalanan yang terhimpit kebutuhan ekonomi, dan lain-lain. Mungkin itu dapat membantu menyemangati hari-hari mereka yang jenuh dengan pelajaran sekolah. Dan satu lagi saran saya, tolong untuk pemilihan guru BK (Bimbingan Konseling) adalah orang yang benar-benar memiliki ilmu psikologi anak dan yang mengerti permasalahan anak, bukan sekedar orang yang hanya mengatakan nasihat membosankan yang akhirnya hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.
Cukup sekian yang dapat saya tulis semoga dapat bermanfaat dan semoga Indonesia semakin selektif dalam memilih pengajar bagi generasi mudanya, sehingga dapat menelurkan generasi yang kompeten untuk bangsa ini.


Comments

Post a Comment

Masukkan kata kunci